let's talk
Ini Kisah Sukses Intan Produksi Engineering Door

Beritajogja.com (Bantul) - Limbah kayu biasanya hanya menjadi kayu bakar dan tidak punya nilai ekonomis.

Namun ditangan Intan Pranandari, limbah kayu dapat diolah menjadi engineering wood yang menjadi bahan baku utama untuk engineering door yang punya nilai ekonomis tinggi.

Kualitasnyapun tidak kalah dengan produk engineering door yang menggunakan bahan baku impor.

Kini produk engineering door yang diproduksi di pabrik di jalan Sepiangin Selatan No 9, Padukuhan Botokenceng, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul ini diminati oleh pengusaha perumahan elit.

Bahkan sejumlah hotel bintang di Yogyakarta, Jawa Tengah hingga Bali.

Hebatnya lagi sebagian diekspor ke berbagai negara di Asia, Timur Tengah, Amerika hingga Eropa.

Kepada wartawan, perempuan yang akrab disapa Intan ini mengaku keberhasilannya membuat produk engineering door dari limbah kayu tidak semudah membalikan tangan.

Sebab harus melawan monopoli engineering door yang sudah memiliki nama dan memiliki modal besar hingga pangsa pasar yang luas serta hubungan dengan pejabat pemerintah yang sangat dekat.

"Jadi saya merintis usaha engineering door dari limbah kayu dan ramah lingkungan ini karena rasa keprihatinan terhadap praktek monopoli oleh sejumlah merek yang dikuasai segelintir pejabat," ucap Intan.

Menurutnya menggeluti usaha engineering door tidak lepas dari profesinya sebagai kontraktor yang lebih banyak buntungnya dari pada untungnya.

Ini terjadi karena proyek milik pemerintah lebih dikuasai oleh pengusaha atau kontraktor tertentu yang menjadi langganan dari pemerintah.

"Kita garap proyek pemerintah (memasok pintu) sudah ditentukan mereknya kemudian kita pesan namun ketika ketika produk yang kita beli sesuai merek yang ditentukan tidak sesuai dengan spesifikasinya. Ini kan aneh dan kita rugi dong," terang alumni Fakultas Geografi UGM ini.

Dari berbagai pengalaman itu tercetus ide untuk membuat produk yang sama dengan bahan baku ramah lingkungan, harga yang lebih terjangkau dan kualitasnya tidak kalah dengan engineering door yang menggunakan bahan baku impor.

"Tahun 2021 saya mendirikan CV. Andalan Presisi Engineering. Namun karena pandemi COVID-19 maka baru mulai memproduksi engineering door dari bahan limbah kayu pada tahun 2022 ketika COVID-19 mulai mereda," ungkapnya.

Intan Pranandari yang juga owner dari CV. Andalan Presisi Engineering mengaku dalam awal usahanya yang punya produk utama Andalan Engineering Door, Lawangsae Solid Door Custome dan Bito Cubicle Toilet tidak berjalan mulus.

Sebab sebagai pemain baru harus berhadapan dengan perusahaan besar yang sudah punya nama dan pangsa besar tersendiri.

"Tapi saya tidak patah arang, saya dan tim marketing melakukan promosi produk dari pengusaha perumahan hingga pengusaha hotel bintang maupun masyarakat yang butuh pintu dengan harga yang terjangkau serta kualitasnya tidak kalah dengan merek-merek yang ada dipasaran," tuturnya.

Usaha yang terus menerus dan tak patah semangat dalam mempromosikan produk dari CV. Andalan Presisi Engineering ini akhirnya berbuah manis pada tahun 2024 dan 2025.

Ini ditandai dengan pesanan yang datang cukup banyak, mulai dari pengusaha atau kontraktor perumahan mewah hingga hotel bintang yang ada di Pulau Jawa dan Bali.

"Tapi kita juga melayani pesanan dari masyarakat biasa lho. Mau beli satu pintu saja kita layani. Bahkan kita memberi jasa pemasangan pintu. Jadi semua pesanan kita layani, kita tidak pilih-pilih kok," ujar alumni SMAN 6 Kota Yogyakarta ini.

Direktur CV. Andalan Presisi Engineering, Jamroni mengatakan pintu Engineering yang diproduksi meski menggunakan bahan beberapa limbah kayu yang direkatkan membuat pintu lebih stabil.

Bahkan juga tidak mudah mengalami perubahan bentuk akibat suhu atau kelembaban.

Pintu Engineering juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap serangan rayap dibandingkan dengan pintu dari kayu solid.

"Dengan memanfaatkan potongan limbah kayu yang masih layak pakai tentunya sangat ramah lingkungan dan mengurangi pemborosan sumber daya alam dan yang jelas harga lebih terjangkau namun dengan tampilan menarik dan elegan," katanya.

Dalam satu bulan dengan sekitar 9 karyawan mampu memproduksi pintu Engineering hingga sampai 100 unit.

Produknya itu siap untuk dikirim sampai konsumen. Bahkan juga melayani jasa pemasangan pintu.

"Ya untuk model pintu Engineering kita menyesuaikan dengan keinginan pelanggan saja meski kita juga memiliki sejumlah produk unggulan pintu Engineering," ucapnya.

"Untuk pemasaran dengan menawarkan langsung kepada para kontraktor perumahan, pengusaha hotel hingga menggunakan media sosial yang kita miliki," tambahnya lagi. (Waskito)